Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia sudah seharusnya memiliki proses strategis untuk dapat berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian nasional. Karena itu, perlu adanya dukungan dan pendampingan bagi UMKM guna mengembangkan dan meningkatkan daya saing.
Jika berbicara tentang membangun sebuah bisnis, standarisasi mutu menjadi sebuah hal yang tidak bisa dipisahkan. Sebuah produk usaha harus mempunyai kualitas yang baik dan konsisten.
Namun masih banyak UMKM yang belum menyadari pentingnya standar yang layak untuk menjamin keamanan dan mutu produk. Untuk memasuki persaingan pasar, industri barang atau jasa sangat sangat membutuhkan standarisasi mutu. Terlebih lagi untuk UMKM yang berkecimpung di dunia F&B.
Standar mutu menjadi sarana yang efektif dalam upaya menciptakan tertibnya kegiatan produksi, kepastian usaha, dan melindungi kepentingan konsumen. Apalagi jika UMKM mempunyai misi mengembangkan usahanya ke dalam sistem waralaba.
APINDO UMKM AKADEMI 17 Februari 2021 kemarin kembali mengadakan webinar UMKM berjudul Mengenal Standar Mutu menuju Perusahaan Waralaba. Narasumber yang hadir diantaranya Andra Lesmana Owner Sei Sapi Kana dan Rosie Pakpahan Owner & Founder Tahu Jeletot Taisi.
Saat ini Rosie berhasil mempekerjakan 40 orang karyawan yang membantunya dalam menjalankan kegiatan operasional Tahu Taisi. Ia mengaku sangat mengutamakan kenyamanan karyawannya dalam bekerja. Baginya pendidikan dan kepintaran bukanlah hal yang utama, melainkan kejujuran dan kemampuan bekerja sama yang baik.
Untuk menjaga mutu dari Tahu Taisi, pertama tahu yang diproduksi tidak dijual ke pasaran dan selalu terjamin kehigienisannya. Rosie juga menjelaskan jika ia dan tim berusaha menjaga cost dan mutu dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak pernah berubah.
“Walaupun harga cabai bisa mencapai 100 ribu per kilogram, dan setiap harinya kami memakai 100 kg cabai, kami tidak akan menguranginya. Semua sesuai SOP” ujar Rosie.
Terkait standarisasi, Edric Chandra Program Inisiator Diplomat Success Challenge & Komite Kewirausahaan APINDO sebagai fasilitator dalam webinar menambahkan, hal utama yang harus dilakukan oleh UMKM adalah niat dan tujuan yang besar, kalau niat dari ownernya sejak awal ingin memberikan produk dan jasa yang konsisten di setiap gerai, yang pasti standar mutu dari setiap produk harus dijaga.
Andra Lesmana Owner Sei Sapi Kana yang sudah memiliki 88 cabang yang tersebar di Indonesia juga berbagi ceritanya.
Dalam menciptakan ide bisnis Andra mempunyai 3 variabel yang harus terpenuhi. Variabel pertama, bisnis ini sudah harus eksis terlebih dulu, marketnya harus sudah ada. Variabel kedua cabangnya tidak boleh banyak, artinya produk itu belum banyak yang jual di kota-kota besar. Variabel ketiga yakni dari segi penjualan, secara penjualan bisnis itu harus sehat dengan profit diatas 10 juta.
“Saya belajar dari pengalaman ketika kita ingin besar, yang harus kita investasikan adalah SDM, sebuah tim harus solid untuk bisa menghadapi krisis” ujar Andra.
Webinar APINDO UMKM AKADEMI dengan tema Mengenal Standar Mutu menuju Perusahaan Waralaba dapat Anda saksikan siaran lengkapnya di sini.
APINDO UMKM AKADEMI rutin mengadakan webinar kewirausahaan gratis setiap hari Rabu dengan menghadirkan pembicara-pembicara inspiratif di dunia bisnis untuk berbagi pengalamannya.
Di episode-episode selanjutnya APINDO UMKM AKADEMI akan membawa narasumber lain dan mengangkat tema yang tidak kalah menarik guna menambah wawasan pelaku UMKM untuk bisa maju dan naik kelas.
Daftarkan diri Anda di link berikut ini www.topkarir.com/kewirausahaan, dapatkan informasi eksklusif seputar webinar dan program UMKM lainnya yang bermanfaat untuk kemajuan bisnis Anda. Karena sekarang saatnya #UMKMNaikKelas.