Dulu orang berpikir berbisnis itu cuma tentang memperoleh laba yang banyak dan bahagia dari kekayaan yang kita hasilkan. Tapi dewasa ini, banyak pebisnis yang mulai memperhatikan dampak sosial dan menebar manfaat yang besar untuk lingkungan. Istilah sociopreneur sudah nggak asing lagi di telinga anak muda, kemunculan bisnis yang punya misi sebagai solusi di tengah masalah sosial ini sekarang menjadi sebuah impian karir baru.
Keberhasilan seorang sociopreneur bukan dilihat dari seberapa banyak ia mengumpulkan pundi-pundi uang, melainkan seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh lingkungan sosial yang dijadikan target perubahan.
Pembahasan mengenai tren sociopreneurship di Indonesia dan mengapa anak muda sekarang harus mengubah pola bisnisnya dari entrepreneur menjadi sociopreneur dituang dalam webinar kewirausahaan bertajuk APINDO UMKM AKADEMI: Berbisnis Pakai Hati dan Berdampak Sosial, Rabu 1/27/20 kemarin. Narasumber yang hadir diantaranya Andy F. Noya? Founder BenihBaik.com?, Veronica Colondam? Founder & CEO YCAB Foundation, Ronald Walla? Ketua Bidang UMKM/IKM APINDO?
Menurut Andy F Noya, pandemi covid-19 juga membawa dampak positif, apa yang direncanakan Pemerintah yaitu membantu UMKM akselerasinya kini dipercepat. Dana yang digelontorkan mencapai 123,4 triliun untuk membangkitkan dan membuka peluang UMKM. Dukungan ini harus dilihat sebagai sebuah harapan untuk semangat membuka bisnis.
Bersama BenihBaik.com dan rekan-rekannya, Andy terus mendorong dengan segala kemampuan agar anak-anak Indonesia bergerak menjadi sociopreneurship.
“harusnya anak-anak muda dicuci otaknya, jangan cuma mencari kekayaan untuk diri sendiri tapi juga berdampak bagi masyarakat luas” ujar Andy.
Andy juga menjelaskan ia begitu yakin bahwa adanya perubahan di Indonesia sehingga kesenjangan antara kaya dan miskin bisa diperkecil dengan kehadiran pengusaha muda yang berbisnis pakai hati. Sudah seharusnya anak muda yang mengawali bisnis punya tujuan mulia untuk memberikan dampak sosial, memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas bukan hanya dalam konteks CSR.
“jadilah kamu seorang pengusaha yang punya hati, dan mengulurkan tangan untuk saudara-saudara kita, sehingga Indonesia bisa bangkit dan besar bersama-sama” tambah Andy.
Usaha yang realistis untuk merealisasikan mimpi bisnis menurut Ronald yang terpenting adalah ketulusan, bermisi memecahkan masalah kehidupan, dan bergaul dengan orang yang mau sama-sama maju, ulet, dan disiplin.
“ada 3 unsur clarity of why, discipline of how, consistency of what dari tiga itu akan mendatangkan profit. Jaman sekarang yang dibutuhkan adalah relationship, visionary, dan social impact” jelas Ronald.
Veronica Colondam juga menceritakan awal mula ia berbisnis dengan melihat isu sosial kemudian membangun yayasan di tahun 1999, menurut Veronica kemampuan untuk memanage stakeholders/pemangku kepentingan itu dirasa sangat penting untuk menjaga keberlangsungan sebuah usaha.
“sebagai bagian dari social enterprise, wirausaha sosial melihat balance antara misi dan bisnis, karena faktanya kita juga perlu duit” ujar Veronica.
Dalam menjalankan bisnis sosial menurut Veronica pola pikir yang perlu ditanamkan adalah sustainability, karena itulah yang akan menggerakan sebuah usaha.
Webinar APINDO UMKM AKADEMI dengan tema Berbisnis Pakai Hati dan Berdampak Sosial dapat Anda saksikan siaran lengkapnya di sini.
APINDO UMKM AKADEMI rutin mengadakan webinar kewirausahaan gratis setiap hari Rabu dengan menghadirkan pembicara-pembicara inspiratif di dunia bisnis untuk berbagi pengalamannya. Di episode-episode selanjutnya APINDO UMKM AKADEMI akan membawa narasumber lain dan mengangkat tema yang tidak kalah menarik guna menambah wawasan pelaku UMKM untuk bisa maju dan naik kelas.
Daftarkan diri Anda di link berikut ini bit.ly/daftarUMKM-akademi, dapatkan informasi eksklusif seputar webinar dan program UMKM lainnya yang bermanfaat untuk kemajuan bisnis Anda. Karena sekarang saatnya #UMKMNaikKelas.